Sinopsis & Review KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni

PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sukses sebagai movie dengan penonton terbanyak sepanjang masa, MD Entertainment Kembali merilis jenis extended dari kisah KKN nan viral ini. Hal ini cukup mengejutkan dan membingungkan, lantaran movie Garapan Awi Suryadi ini sudah merilis dua jenis cut dan uncut. Namun, ada perihal nan membikin KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni patut dinantikan.

Sutradara dan produser movie ini kompak menyatakan, bakal ada 40 menit tambahan cerita nan tidak pernah dipublikasikan. Bahkan, tambahan plot ini disebut-sebut bakal menjawab beragam pertanyaan para fans soal nasib Ayu, Bayu, Widya, Nur dan lainnya.

Tapi, benarkah tambahan lama 40 menit ini efektif? Kira-kira apa lagi nan bakalan diceritakan dan dijelaskan dalam movie ini? Daripada penasaran, mending Anda baca sinopsis dan ulasan filmnya di bawah ini lantaran Bacaterus bakal mengorek tuntas mengenai 40 menit tambahan ceritanya secara detail.

Baca juga: Siapa Badarawuhi? Ini 8 Mitos & Terornya pada Mahasiswa KKN

Sinopsis

Sinopsis

Siang itu, Nur (Tissa Biani) dan Ayu (Aghniny Haque) sedang melakukan survei ke sebuah desa terpencil nan ada di dalam hutan.

Ditemani oleh Kak Ilham (Andri Mashadi) kakaknya Ayu, mereka berjumpa dengan Pak Prabhu (Kiki Narendra) dan meminta izin untuk melaksanakan KKN di sana. Pada awalnya Pak Prabhu menolak buahpikiran ini, namun setelah berbincang akhirnya dia mengizinkannya.

Ketika Ayu sibuk meyakinkan Pak Prabhu, Nur justru merasa sangat tidak nyaman selama berada di desa tersebut. Hingga saat dia mengunjungi letak KKN mereka di sebuah “Sinden”, Nur memandang sosok hitam menakutkan berdiri tegak di kembali pepohonan.

Di tempat lain, Widya (Adinda Thomas) berupaya meyakinkan ibunya agar tidak mengkhawatirkan keselamatannya selama KKN.

Hari nan mereka nantikan akhirnya datang, Nur, Ayu, Widya, Bima (Achmad Megantara), Anton (Calvin Jeremy) dan Wahyu (Fajar Nugraha) datang ke desa.

Sejak hari pertama, beragam masalah soal sikap beberapa personil KKN sempat membikin Ayu frustrasi. Mulai dari celetukan Wahyu nan sembarangan, hingga Widya mengungkit soal gamelan di tengah hutan.

Ayu kembali mengingatkan pada kawan-kawannya untuk menjaga sikap mereka selama tinggal di desa tersebut. Namun gadis ini tidak pernah tahu, justru dia lah nan bakal melanggar patokan paling krusial di desa tersebut. Pada awalnya hanya Nur dan Widya nan kerap merasakan hal-hal aneh, hingga keduanya memutuskan untuk bertanya pada Pak Prabhu.

Menurut Mbah Buyut (Buyut (Diding Boneng Zeta), Nur dan Widya mempunyai perihal nan membikin bangsa lelembut di desa tersebut jengkel dan menyukainya. Nur membikin para lelembut kesal, lantaran gadis ini membawa sosok penjaga nan tidak disukai.

Sementara untuk Widya, gadis ini mempunyai darah hangat nan membuatnya disukai oleh bangsa lelembut terutama Badarawuhi (Aulia Sarah). Mbah Buyut menjamin keselamatan mereka terutama untuk Widya, namun ancaman Badarawuhi melampaui nan mereka pikirkan.

Nur nan tahu bahwa Widya dalam bahaya, berupaya keras untuk menjaga gadis itu. Apalagi saat Nur mengetahui, bahwa perihal asing nan terjadi pada Widya rupanya disebabkan oleh sahabatnya sendiri ialah Bima dan Ayu. 

Bima dan Ayu diam-diam berkawan dengan hantu berjulukan Badarawuhi untuk memikat orang nan mereka sukai. Namun pertolongan Badarawuhi ini hanyalah tipuan, lantaran hantu itu mau memikat Widya untuk menggantikan posisinya sebagai “Dawuh”.

Badarawuhi berupaya memberikan gelang dan selendangnya kepada Widya dengan memanfaatkan Bima dan Ayu. Karena keserakahan dan nafsu, Bima dan Ayu sampai melanggar patokan krusial nan ada di desa tersebut. Akibatnya, sukma mereka di tahan oleh Badarawuhi di Angkara Murka.

Kini hanya tubuh kaku Ayu dan Bima nan tersisa nan membikin kawan-kawan dan keluarganya sangat terpukul. Sebenarnya perihal jelek apa nan membikin Ayu dan Bima kudu membayarnya dengan nyawanya?

Kesan Emosional Lebih Terasa, 40 Menitnya Tidak Efektif?

Kesan Emosional Lebih Terasa, 40 Menitnya Tidak Efektif?

Sepertinya saya terlalu banyak berambisi dengan iming-iming tambahan lama 40 menit untuk plot nan tidak pernah ditampilkan. Pasalnya, tidak ada nan berbeda antara KKN di Desa Penari jenis cut, uncut hingga extended. Jujur saja, saya merasa agak sia-sia untuk pergi ke bioskop hanya untuk menonton movie dengan cerita nan sama.

Terus 40 menit plot tambahan ini ada dimana sih? Jawabannya, tambahan plot ini disebar ke nyaris semua scene. Buat saya, tambahan ini hanya terkesan manjang-manjangin alur nan sudah ada dan dibikin sesuai dengan alur thread @SimpleMan.

Namun ada empat tambahan plot krusial nan saya ingat, ialah opening saat Ayu, Nur dan Kak Ilham pertama kali datang ke desa.

Lalu saat Widya meminta izin dan diperingati oleh ibunya untuk tidak ikut KKN. Lalu segmen Nur bermimpi dikejar-kejar oleh sosok genderuwo di hutan. Scene terakhir, ialah segmen puncak ketika family dan pihak kampus menjemput jasad Ayu dan Bima di desa.

Scene ini langsung meningkatkan tensi emosi, sekarang saya betul-betul bisa merasakan sedih dan sakit hati memandang Ayu dan Bima. Sebenarnya saya agak bingung, kenapa scene hadirnya family Ayu dan Bima tidak ditambahkan sejak awal? Padahal scene ini adalah klimaks penting.

Selain itu, tambahan lama 40 menit ini setidaknya membikin development karakternya lebih baik. Hal ini semakin menguatkan opini, jika movie ini sukses diselamatkan oleh akting brilian Tissa Biani, Anghniny Haque dan Adinda Thomas.

Perbaiki Kesalahan, Versi Extended Hadirkan Kualitas Lebih Baik

Perbaiki Kesalahan, Versi Extended Hadirkan Kualitas Lebih Baik

Kalau soal alur, saya akui bahwa tidak banyak perihal nan membikin KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni (2022) special. Namun saya mengakui jika MD Entertainment memberikan kualitas gambar dan memperbaiki beragam kritikan nan diberikan.

Salah satu perihal nan paling mencolok adalah sosok genderuwo nan diperlihatkan lebih perincian dibandingkan di movie pertamanya. Saya pernah berkomentar, jika sosok genderuwonya tidak terlihat seram sama sekali. Dalam jenis extended-nya, sosok genderuwo tidak hanya diperlihatkan bertubuh hitam besar dengan mata merah.

Tapi kontur wajah dan tubuhnya diperjelas, mulai dari bulu hitam, mata merahnya nan bulat dan taring berwarna putih nan panjang, membuatnya jauh lebih menyeramkan dari sebelumnya.

Yang bikin saya penasaran, apakah segmen kemunculan genderuwo ini memang scene nan dibuang alias mereka retake? Tidak ada penjelasan soal ini.

Dari sinematografi, saya menyukai tone warna nan lebih tajam, meski terkadang kontrasnya naik turun secara drastis. Soal skoring, tidak terlalu berbeda dengan movie pertamanya, tapi ada beberapa dubbing nan kurang pas.

Sequence Zero Sewu Dino Jadi Penyelamat

Sequence Zero Sewu Dino Jadi Penyelamat

Dibalik penyesalan nan saya ungkapkan di atas, setidaknya ada perihal nan membikin saya cukup excited. Sekitar dua hari sebelum KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni (2022) ditayangkan, MD Entertainment mengumumkan bakal merilis alur singkat dari movie Sewu Dino (2023).

Film nan lagi-lagi diadaptasi dari thread @SimpleMan ini memang tidak kalah viral dari KKN di Desa Penari (2022). Sedikit spoiler, alur nan ditampilkan langsung menusuk bulu kuduk lho. Bagi Anda nan sudah membaca thread-nya, movie garapan Timo Tjahjanto ini langsung menunjukkan klimaks penting.

Dibuka dengan segmen saat seorang wanita muda nan lahir di Jumat Kliwon sedang melakukan ritual untuk memandikan anak dari majikannya. Seorang gadis nan terlihat tidak berdaya, tubuh kakunya tertidur di sebuah ranjang mini nan ditutupi oleh keranda.

Tak hanya itu, kejutan nan bikin merinding ditampilkan saat para pembantu itu kandas melakukan ritual memandikan sesuai dengan aturan.

Inilah ulasan saya mengenai KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni (2022). Sejujurnya agak buang-buang waktu untuk menonton cerita nan sama tanpa adanya kejutan berarti. Namun, saya mengakui kepintaran MD Entertainment untuk mempromosikan movie ini. Mereka menarik penonton dengan iming-iming sequence zero dari movie Sewu Dino.